puisi untuk alam
Ku buka mataku....
Mataku menyeringai....
Tak siap menatap datangnya mentari
Namun, keberanianku menyergapi...
Menyapa embun yang kulihat di ujung bunga melati
Saat itu kurasakan hatiku berdiri di ufuk pagi
Di seberang jalan yang sepi
Ku lihat kabut tegar menyelimuti
Langit biru pun malu menampakkan diri
Yang ada hanya sapuan awan yang melewati
Ku julurkan inginku menyentuh dinginnya hati
Pagi yang sempurna....
Kemilauan warna.....
Cerah, mempesona walau sedikit gundah
Dan kurapatkan segenap angan cita-cita
Manalah tahu, esoklah bisa tersenyum dan bercanda
Sementara, pelan angin menyentuh tembok disana
Terdengar berdesir di telinga yang peka
Meski masihlah teramat temaram
Ku padukan hatiku tuk berdiri di ufuk pagi...
Mataku menyeringai....
Tak siap menatap datangnya mentari
Namun, keberanianku menyergapi...
Menyapa embun yang kulihat di ujung bunga melati
Saat itu kurasakan hatiku berdiri di ufuk pagi
Di seberang jalan yang sepi
Ku lihat kabut tegar menyelimuti
Langit biru pun malu menampakkan diri
Yang ada hanya sapuan awan yang melewati
Ku julurkan inginku menyentuh dinginnya hati
Pagi yang sempurna....
Kemilauan warna.....
Cerah, mempesona walau sedikit gundah
Dan kurapatkan segenap angan cita-cita
Manalah tahu, esoklah bisa tersenyum dan bercanda
Sementara, pelan angin menyentuh tembok disana
Terdengar berdesir di telinga yang peka
Meski masihlah teramat temaram
Ku padukan hatiku tuk berdiri di ufuk pagi...
0 komentar:
Posting Komentar